Rabu, 14 Desember 2011

Trisatnya Dan Dasadarma


Kode Kehormatan, Trisatya Dan Dasadarma

Kode kehormatan adalah merupakan norma atau nilai luhur dalam kehidupan anggota Gerakan Pramuka dan sebagai standard perbuatan para Pramuka.
Kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka terdiri: Janji yang berupa Trisatya dan Ketentuan moral yang berupa Dasadarma.

TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik  Indonesia dan mengamalkan Pancasila,
2.  Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat,
3.  Menepati Dasadarma.

DASADARMA
Pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

5 Kebudayaan Indonesia Yang “ Mulai Hilang “

5 Kebudayaan Indonesia Yang “ Mulai Hilang “

Kita sebagai orang Indonesia yang berbudi luhur pasti tahu dengan budaya yang akan dibahas ini, tapi belakangan kita bisa melihat, merasakan (bahkan mungkin mengalami) udah mulai berkurang. Jadi, kami coba angkat deh, supaya Anda mau mengembalikan budaya kita, menjadi budaya sesungguhnya!

1. Cium Tangan Pada Orang Tua
Biasanya sih dibilang “salim“, bila di semasa saya hal ini merupakan kewajiban anak kepada orang tua disaat ingin pergi ke sekolah atau berpamitan ke tempat lain. Sebenarnya hal ini penting loh, selain menanamkan rasa cinta kita sama ortu, cium tangan itu sebagai tanda hormat dan terima kasih kita sama mereka, sudahkah kalian mencium tangan orang tua hari ini?


2. Penggunaan tangan kanan
Bila di luar negeri sih, saya rasa gak masalah dengan penggunaan tangan baik kanan ataupun kiri, tapi hal ini bukanlah budaya kita. Budaya kita mengajarkan untuk berjabat tangan, memberikan barang, ataupun makan menggunakan tangan kanan.  (kecuali memang di anugerahi kebiasaan kidal sejak lahir).


3. Senyum dan Sapa
Ini sih Indonesia banget! Dulu citra bangsa kita identik dengan ramah tamah dan murah senyum. So, jangan sampai hilang, ya! Ga ada ruginya juga kita ngelakuin hal ini, toh juga bermanfaat bagi kita sendiri. Karena senyum itu ibadah dan sapa itu menambah keakraban dengan sekitar kita.


4. Musyawarah
Satu lagi budaya yang udah jarang ditemuin khususnya di kota-kota besar semisal Jakarta. Kebanyakan penduduk di kota besar hanya mementingkan egonya masing-masing, pamer inilah itulah, mau jadi pemimpin kelompok ini itu dan bahkan suka main hakim sendiri. Tapi coba kita melihat desa-desa yang masih menggunakan budaya ini mereka hidup tentram dan saling percaya, ga ada yang namanya saling sikut dan menjatuhkan, semua perbedaan di usahakan secara musyawarah dan mufakat. Jadi sebaiknya Anda yang ‘masih’ merasa muda harus melestarikan budaya ini demi keberlangsungan negara Indonesia yang tentram dan cinta damai.
Dan budaya yang terakhir,..


5. Gotong Royong
Itu bukan urusan gue!“, “emang gue pikiran“, Whats up bro? Ada apa dengan kalian? Hayoolah kita sebagai generasi muda mulai menimbulkan lagi rasa simpati dengan membantu seksama, karena dengan kebiasaann seperti inilah bangsa kita bisa merdeka saat masa penjajahan, ga ada tuh perasaan curiga, dan dulu persatuan kita kuat.

Rabu, 07 Desember 2011

Apakah Logika Itu?

Apakah Logika Itu?

Logika adalah pengetahuan dan kiat berpikir secara teratur. Dalam bahasa Indonesia, terdapat sebuah kata yang dapat dijadikan padanannya, yaitu ”penalaran” yang berasal dari kata ”nalar”, ’akal budi’. Menalar artinya sama dengan menggunakan pikiran atau berpikir. Poespoprodjo dan Gilarso (1985: 4) memberikan definisi berpikir dengan mengutip pendapat Plato dan Aristoteles: ”berpikir adalah ’bicara’ dengan dirinya sendiri di dalam batin” meskipun demikian, berpikir bukanlah melamun, melainkan:

”mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti jalan suatu pikiran, mencari bagaimana berbagai hal (fenomena/fakta/variabel) dapat berhubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, atau yang mungkin akan terjadi, serta mebahasakannya ke dalam bentuk yang realistis”.

Oleh karena itu, suatu jalan pikiran yang memiliki kesesuaian dengan patokan-patokan seperti dikemukakan dalam logika tadi akan disebut logis.

Yang menjadi pertanyaan di sini adalah apa hubungan logika dengan penulisan ilmiah? Bukankah penulisan apapun harus logis? Atau bahkan segala bentuk bahasa harus selalu dilandasi logika? Memang, namun logika semakin terasa pentingnya dalam teks tertulis, karena pembaca tidak dapat bertanya secara langsung kepada penulis. Pembaca hanya menghadapi tulisan. Tanpa logika, tulisan menjadi berantakan dan mustahil pembaca dapat memahaminya dengan baik. Sementara itu, ada pendapat bahwa tulisan ilmiah lebih canggih daripada tulisan lain. (?)

Penulisan ilmiah adalah suatu kondisi yang di dalamnya terdapat proses pengungkapan gagasan secara tertulis dalam bidang ilmu tertentu. Oleh karena itu, kiranya penting juga dipahami terlebih dahulu tentang apa sebenarnya yang disebut dengan ilmu itu.

”Ilmu adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang merupakan satu kesatuan yang disusun dengan sistematis, serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebabnya” Poespoprodjo dan Gilarso (1985: 5)

Fungsi ilmu:

1.  untuk mengidentifikasi masalah (identifikasi)
2.  untuk menerangkan masalah (eksplanasi)
3.  untuk memecahkan maslah (analitis)
4.  untuk mencari solusi (solutif)
5.  untuk meramalkan masa depan (prediktif)

Dengan demikian, penulisan ilmiah jelas melibatkan logika. Jadi, pada hakekatnya penulisan ilmiah adalah penulisan yang menggunakan logika.

Jumat, 02 Desember 2011

Nama - Nama Tarian Daerah


Nama - Nama Tarian Daerah

1. Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD
Tari Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman Meuseukat.

2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut
Tari Tradisional : Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor.

3. Provinsi Sumatera Barat / Sumbar
Tari Tradisional : Tari Piring, Tari paying.

4. Provinsi Riau
Tari Tradisional : Tari Tanduk, Tari Joged Lambak.

5. Provinsi Jambi
Tari Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan.

6. Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel
Tari Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek.

7. Provinsi Lampung
Tari Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting.

8. Provinsi Bengkulu
Tari Tradisional : Tari Andun, Tari Bidadei Teminang.

9. Provinsi DKI Jakarta
Tari Tradisional : Tari Topeng, Tari Yapong.

10. Provinsi Jawa Barat / Jabar
Tari Tradisional : Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak.

11. Provinsi Jawa Tengah / Jateng
Tari Tradisional : Tari Serimpi, Tari bambangan Cakil.

12. Provinsi DI Yogyakarta / Jogja / Jogjakarta
Tari Tradisional : Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya.

13. Provinsi Jawa Timur / Jatim
Tari Tradisional : Tari Remong, Tari Reog Ponorogo.

14. Provinsi Bali
Tari Tradisional : Tari Legong, Tari Kecak.

15. Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB
Tari Tradisional : Tari Mpaa Lenggo, Tari Batunganga.

16. Provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT
Tari Tradisional : Tari Perang, Tari Gareng Lameng.

17. Provinsi Kalimantan Barat / Kalbar
Tari Tradisional : Tari Monong, Tari Zapin Tembung.

18. Provinsi Kalimantan Tengah / Kalteng
Tari Tradisional : Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai.

19. Provinsi Kalimantan Selatan / Kalsel
Tari Tradisional : Tari Baksa Kembang, Tari Radap Rahayu.

20. Provinsi Kalimantan Timur / Kaltim
Tari Tradisional : Tari Perang, Tari Gong.

21. Provinsi Sulawesi Utara / Sulut
Tari Tradisional : Tari Maengkat, Tari Polo-palo.

22. Provinsi Sulawesi Tengah / Sulteng
Tari Tradisional : Tari Lumense, Tari Pule Cinde.

23. Provinsi Sulawesi Tenggara / Sultra
Tari Tradisional : Tari Dinggu, Tari Balumpa.

24. Provinsi Sulawesi Selatan / Sulsel
Tari Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas.

25. Provinsi Maluku
Tari Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele.

26. Provinsi Irian Jaya / Papua
Tari Tradisional : Tari Musyoh, Tari Selamat dating.

27. Provinsi Timor-Timur / Timtim
Tari Tradisional : Tari Wira, Tari Suru Boek.

Kamis, 01 Desember 2011

Klasifikasi Makhluk Hidup : 5 Kingdom


Klasifikasi Makhluk Hidup : 5 Kingdom


Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk mempermudah mengenali dan mengidentifikasi makhluk hidup. Klasifikasi ini dibagi atas 5 kingdom yaitu :

1.     KINGDOM ANIMALIA
2.     KINGDOM PLANTAE
3.     KINGDOM FUNGI (jamur)
4.     KINGDOM MONERA 
5.     KINGDOM PROTISTA

KINGDOM ANIMALIA
Berdasarkan tulang belakangnya hewan dibagi menjadi vertebrata (memiliki tulang belakang), dan avertebrata (tidak memiliki tulang belakang).
Avertebrata
1.     Porifera (hewan berpori)
2.     Mollusca (hewan bertubuh lunak)
3.     Coelenterata (hewan berongga)
4.     Enchinodermata (hewan berkulit duri)
5.     Artrhopoda (hewan berbuku-buku)
6.     Platyhelmintes (cacing pipih)
7.     Nemathelmintes (cacing gilig)
8.     Annelida (cacing gelang)
Vertebrata
1.     Pisces (ikan)
2.     Aves (burung)
3.     Amphibia
4.     Reptilia
5.     Mamalia

KINGDOM PLANTAE
Berdasarkan keberadaan jaringan pembuluh, tumbuhan terbagi atas tumbuhan berpembuluh dan tumbuhan tidak berpembuluh. Dalam jaringan pembuluh terdapat jaringan pengangkut yang disebut xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air, unsur-unsur hara, dan mineral dari akar melewati akar menuju ke daun untuk proses fotosintesis, sedangkan floem berfungsi membawa hasil dari fotosintesis di daun ke seluruh bagian tubuh.

Tumbuhan tidak berpembuluh
Tumbuhan ini berciri belum mempunyai struktur yang baik seperti belum adanya akar, batang, dan daun, serta proses pengangkutannya dilakukan oleh jaringan empulur.

1.     tumbuhan lumut
·         lumut hati (hepaticae)
·         lumut daun (musci)
Tumbuhan berpembuluh

A. Tumbuhan paku
  • paku ekor kuda
  • paku kawat
  • paku benar
menurut jenis spora yang dihasilkan :
  • paku homospora (1 jenis spora, contoh : paku kawat)
  • paku heterospora (jenis spora berbeda, mikrospora = berkelamin jantan dan makrospora = betina, contoh : semanggi, paku rane)
  • paku peralihan (bentuknya sama tapi berbeda kelamin, contoh : paku ekor kuda)
B. Tumbuhan biji
1.     Gymnospermae (berbiji tebuka/biji tidak terbungkus daging buah)
2.     Angiospermae (berbiji tertutup, dari jumlah keping biji dibagi menjadi 2 yaitu monokotil dan dikotil)

KINGDOM FUNGI
ciri-cirinya :
  • tidak mempunyai klorofil maka tidak dapat berfotosintesis
  • belum dapat dibedakan mana akar, batang serta daun
  • tubuh berupa benang halus disebut hifa dan bercabang membentuk miselium
  • berkembang biak dengan spora
  • fungi bersel satu dikelompokkan menjadi protista dan bersel banyak bertipe eukariotik
KINGDOM MONERA
Monera memiliki sel bersifat prokariotik (tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti tersebar di sitoplasma). Monera meliputi :
1.     Ganggang biru (Cyanophyta)
2.     Bakteri

KINGDOM PROTISTA
Protista memiliki sel bersifat eukariotik (memiliki membran inti). Protista memiliki sifat mirip tumbuhan dan hewan, yaitu :
1.     Ganggang (Algae)
2.     Protozoa